
NUSANEWS - Meski telah menangkap banyak oknum terkait penyebaran hoaks, namun polisi memprediksi tren hoaks belum menunjukkan penurunan ke depan. Bahkan, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menyebut tren hoaks akan meningkat jelang perhelatan Pemilu 2019.
"Saya prediksi akan meningkat karena akan dimanfaatkan oleh kontestan pemilu. Karena satu hal, yang dikirim itu bohong, kalau terus menerus bisa diyakini jadi benar," kata Setyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (10/10).
Setyo menjelaskan, secara ilmiah pesan akan diterima oleh bagian otak yang mengatur pengingat dan emosi bernama amygdalae. Bagian otak inilah yang akan disasar oleh penyebar hoaks untuk memainkan emosi mereka.
"Itu yang ingin mereka ciptakan. Itu sebenarnya jahat sekali. Ada satu pola yang digunakan itu, tapi untuk memanfaatkan kelemahan manusia. Secara ilmiah, ada amygdalae, kalau menerima (hoaks) terus menerus bisa terhipnotis," lanjutnya.

Ia mengakui, polisi agak kewalahan menangani masalah penyebaran hoaks. Apalagi, ada 134 juta pengguna media sosial yang tersebar di dunia maya dan bebas mengutarakan pendapatnya di ruang publik tersebut.
Untuk itu, Setyo menekankan pentingnya literasi digital, termasuk dengan melakukan cek dan re-cek kepada pihak yang bersangkutan.
Salah satunya mengecek isu yang beredar melalui akun resmi Polri.
"Kepada orang-orang, jangan men-share yang dia sendiri tidak tahu, dia sendiri tidak yakin benar tidak.
Jangan sampai berita yang dia sendiri tidak tahu, jangan di-share atau bisa langsung, misal ke polisi, ya cek polisi, NTMC. Cek saja polisi, pasti ada infonya," pungkasnya.
SUMBER
