Badan pengawas pemilu (Bawaslu) DKI sudah menemukan identitas pelapor yang menuduh guru Nelty Khairiyah mendoktrin anti-Jokowi kepada siswa SMA 87 Jakarta. Bawaslu langsung memanggil pelapor tersebut.
Komisioner Bawaslu DKI Puadi, mengatakan pihaknya sempat menemukan kejanggalan terhadap kasus ini. Sebab menurutnya orang yang melapor adanya dokstrinisasi kepada Kepala SMA 87 Patra Patiah tidak menyebutkan identitas.
"Ini kan dia SMS nggak menunjukan identitasnya begitu kepala sekolah kontak balik ternyata nggak aktif (nomernya)," ujar Puadi di Kantor Bawaslu DKI, Jl Danau Agung 3, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (15/10/2018).
Puadi mengatakan bersama tim penegak hukum terpadu (Gakumdu) melacak keberadaan nomer tersebut. Puadi menyebut pelapor itu beralamat di Cengkareng, Jakarta Barat. Begitu alamat si pelapor ditemukan, Bawaslu langsung melayangkan surat pemanggilan.
"Nomer (telepon) ini ternyata alamatnya ada di Cengkareng, Jakarta Barat. Atas nama siapanya sudah ketahuan makanya hari ini kita panggil," ucapnya.
Puadi menyebut pelapor itu diketahui masih berusia muda. Pihaknya kini telah menyampaikan surat pemanggilan ke alamat pelapor.
"Ya, undangannya sudah sampai. Ternyata (pelapor) memang masih muda kelahirannya. Tetapi (saat penyampaian surat pemanggilan) orangnya tidak ada di situ tapi undangan udah sampai ke rumahnya," tuturnya.
Pemanggilan pelapor untuk dimintai klarifikasi dijadwalkan pada hari ini bersama Kepala SMA 87 Patra Patiah dan Guru Nelty. Namun, Puadi belum mendapat konfirmasi terkait kedatangan pelapor.
"Ya kita ngundang. Jadi perkara dia datang atau engga kita sudah melakukan mekanisme prosedur," katanya.
Sebelumnya Nelty dituduh melakukan doktrin anti-Jokowi saat pelajaran agama Islam dan memutar video korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Saat ini Nelty dinonaktifkan di sekolah dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta pun sedang menyelidiki kasus tersebut.
Nelty membantah dirinya pernah mendoktrin dengan materi anti-Jokowi kepada anak. "Jadi dari saya pribadi ini, Pak, insyaallah, sama sekali tidak terjadi suatu apapun, dan tidak ada niat apapun sama sekali. Saya termasuk guru yang insyaallah netral, saya netral sekali," ujar Nelty ketika dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (10/10/2018) kemarin.
Dari hasil pemeriksaan pihak sekolah, para siswa menyatakan tidak pernah mendengar guru Nelty menyampaikan doktrin anti Jokowi. Meski begitu, Nelty telah menyampaikan permintaan maaf seandainya dia salah ucap saat mengajar di kelas.
SUMBER