NUSANEWS - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama akan menyelenggarakan pertemuan Ijtima Ulama II untuk menggalang dukungan tokoh-tokoh Islam dalam mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Merespons hal itu, kubu Jokowi-Ma'ruf Amin mengaku tidak gentar. Sebab, ijtima itu merupakan ekspresi dan penyampaian pendapat saja.
"Saya kira tidak (berpengaruh). Kita menyikapi itu normatif saja. Itu kan hak warga negara untuk berkumpul dan mengeluarkan ekspresinya," kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, di Posko Cemara, Jakarta, Jumat (14/9).
Sekjen PPP itu menilai, ulama yang mendukung Jokowi jumlahnya lebih banyak daripada yang mendukung Prabowo. Karena cawapres Jokowi, Ma'ruf Amin, adalah Rais Aam PBNU sekaligus Ketua Umum MUI.
"Yang kita lihat misalnya kalau NU, dari sisi namanya saja itu sudah kebangkitan para ulama. Itu kan ulamanya jauh lebih besar kalau dari jumlah. Tentu dukungannya karena ini pimpinannya alim ulama di NU, pasti jauh lebih mengerucut ke Jokowi-Ma'ruf," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak menyatakan bahwa Ijtima Ulama II digelar pada Minggu, 16 September di Jakarta.
Ijtima itu digelar untuk memastikan peran ulama dalam mendukung Prabowo-Sandi di pilpres nanti berdasarkan kesepakatan dari hasil Ijtima Ulama I.
"Nantinya akan dibahas masalah pasangan calon yang sudah ditetapkan dan sudah didaftarkan. Dan yang perlu dicatat ijtima kedua diadakan yaitu semangat pergantian presiden. Jadi clear, jangan ada pertanyaan apakah nanti akan bergeser (dukungan)," kata Yusuf Martak.
SUMBER