NUSANEWS - Bukan hanya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), istrinya Ani Yudhoyono juga meradang dengan fitnah yang menyebut SBY melakukan pencucian uang Rp 177 triliun berkaitan dengan bailout Bank Century 10 tahun yang lalu.
Melalui Instagram pribadinya, Ani Yudhoyono menyebut tuduhan itu bermuatan politik. Fitnah itu sengaja diembuskan pihak asing untuk menjatuhkan nama baik SBY.
“Fitnah yang sangat jahat dari pihak Asing, kemudian dengan motif dan tujuan politik disebarkan oleh orang-orang Indonesia sendiri,” tulis Ani Yudhoyono, Sabtu (15/9/2018).
Ani Yudhoyono mengajak publik untuk menyimak klarifikasi dan penjelasan SBY yang dimuat di harian Rakyat Merdeka terkait bailout Bank Century.
“Agar kebenaran dan keadilan tegak, simak penjelasan yang tegas dan gamblang dari SBY. Pihak SBY akan melakukan gugatan bagi yang membuat dan menyebarluaskan fitnah ini,” tegas Ani Yudhoyono.
Dalam penjelasan SBY sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat itu menegaskan bahwa dia siap ditangkap dan dipenjara jika fitnah itu benar.
“Tangkap dan penjarakan saya kalau fitnah itu benar. Kalau tidak benar, saya tuntut yang mengeluarkan dan menyebarluaskan fitnah itu sebesar Rp 177 triliun,” ucapnya.
SBY menantang penyebar fitnah untuk bersikap ksatria dan bertanggung jawab. Jangan hanya melempar batu, sembunyi tangan.
“Yang menuduh SBY melakukan pencucian uang dengan jumlah yang sulit saya bayangkan itu, apakah orang asing atau sesama bangsa Indonesia, politisi, intel atau jenderal, termasuk yang ada di barisan penguasa, mari kita selesaikan urusan ini. Jangan lempar batu sembunyi tangan. Jangan memancing di air keruh,” tegas SBY.
SBY mempertanyakan mengapa politik saat ini harus dengan cara fitnah yang keji dan pembunuhan karakter. Ia curiga fitnah itu sengaja disebarkan untuk pemilihan umum 2019 ini.
“Apakah memang saya dianggap sebagai orang yang mengganggu kepentingan pihak-pihak tertentu di negeri ini? Apakah sebagai warga negara, saya tidak boleh menyampaikan pandangan dan pilihan politik saya? Apakah saya harus mengasingkan diri di sebuah pulau terpencil, seperti di era penjajahan dulu, supaya saya tidak bisa berbicara dan melakukan kegiatan politik?,” kata SBY.
Selanjutnya, SBY mengatakan bahwa dugaan penyimpangan dan korupsi dalam bail-out Bank Century ketika Indonesia terdampak oleh krisis global 2008 dulu, sebenarnya sudah dilakukan berbagai langkah penanganan, baik yang bersifat politik maupun hukum.
Dikatakan SBY, yang bersifat politik, DPR RI telah membentuk Pansus dan melakukan langkah-langkah investigasi berskala besar dan telah menghasilkan sejumlah rekomendasi, bahkan dilanjutkan dengan pengawasan.
Sementara itu, lanjut SBY, KPK juga telah melakukan tugasnya, guna menindaklanjuti rekomendasi DPR RI, dan hasilnya juga sudah diketahui oleh publik.
“Meskipun itu bukan domain Presiden, dan bukan saya pribadi yang mengambil keputusan, berkali-kali saya katakan bahwa bailout Bank Century yang diambil oleh BI dan pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Keuangan, benar-benar untuk menyelamatkan perekonomian kita dari krisis ekonomi global. Tidak ada konspirasi jahat apapun di pihak negara, termasuk pemerintah,” tambahnya.
Gubernur BI Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani kala itu, juga punya niat dan tujuan yang baik. Sesuai dengan kewenangan yang diberikan Undang-Undang, mereka mesti mengambil keputusan dan kebijakan cepat agar tidak terjadi krisis di bidang perbankan, seperti yang terjadi di tahun 1998 dulu.
“Semuanya sah. Saya sangat yakin, tak ada penyimpangan hukum, apalagi korupsi, yang dilakukan Pak Boediono dan Ibu Sri Mulyani. Pak Boediono, Ibu Sri Mulyani, para mantan Menteri KIB dulu hampir semuanya masih ada. Bicaralah. Sampaikan kebenaran. Jangan takut,” lanjutnya.
SBY juga membandingkan penanganan kasus Bank Century dengan penanganan kasus-kasus besar yang lain, seperti kasus BLBI.
“Dugaan penyimpangan BLBI jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Bank Century. Namun, masyarakat menilai sepertinya kasus ini mengendap atau menghilang. Padahal, yang diinginkan rakyat adalah keadilan, termasuk keadilan dalam penegakan hukum,” beber SBY.
SBY juga mengatakan dirinya tak mau latah mengatakan bahwa dimunculkannya isu Bank Century ini sebagai bentuk pengalihan isu.
“Tak baik menuduh ini sebagai pengalihan isu. Namun, sebagian masyarakat memang mengatakan ketika ada penegakkan hukum yang tengah dilakukan KPK, dan menyebut nama-nama tokoh besar beserta sejumlah partai politik, SBY & Demokrat diserang lagi,” ungkap SBY.
SBY juga mengenang ketika Pilkada Jakarta 2017 berlangsung, dan dirinya dihajar bertubi-tubi lantaran dia berseberangan dengan pilihan penguasa.
“Yang saya alami sekarang ini sama dengan ketika Pilkada Jakarta 2017 lalu. Saya dihajar bertubi-tubi. Dari satu fitnah ke fitnah yang lain. Ketika saya datangi orang-orang penting di negeri ini untuk saya lakukan klarifikasi, semuanya menyangkal dan cuci tangan. Tapi, saya ini, bukan anak kecil,” katanya lagi.
“Sampai sekarang masih saja ada yang menuduh SBY, Tim Sukses SBY dalam Pilpres 2009 dan Partai Demokrat, terima aliran dana yang besar dari Bank Century. Seratus persen itu fitnah. Yang memfitnah juga telah di jatuhi hukuman karena secara hukum tidak terbukti. Kenyataanya memang tidak ada aliran dana seperti itu,” pungkas SBY.
SUMBER